Sejarah Desa

           Pada jaman dahulu wilayah Desa Kemiri adalah sebuah tempat untuk ajang pertempuran antara penjajah yaitu bangsa Belanda dan warga pribumi yang memperjuangkan kemerdekaan RI. Wilayah tersebut banyak sekali ditumbuhi pohon kemiri, sehingga untuk melindungi dari serangan penjajah warga setempat menggunakan pohon kemiri sebagai tempat untuk berlindung dari peluru-peluru yang ditujukan kepada penduduk. Karena itulah menurut tetua Desa Kemiri orang terdahulu memberi nama Desa Kemiri.

          Sedangkan Dusun Keras adalah sebuah dusun yang terletak di Desa Kemiri. Pada jaman itu digunakan sebagai markas oleh para pejuang kemerdekaan RI. Untuk mengatur strategi perang dan kegiatan-kegiatan penting dipusatkan di dusun tersebut, sehingga orang terdahulu memberi nama Dusun Keras.

         Akhirnya para penjajah mengetahui bahwa tempat berkumpulnya para pejuang kemerdekaan berada di wilayah tersebut maka sebuah serangan dari arah utara ditujukan di daerah markas para pejuang kemerdekaan RI, namun terjadi salah sasaran sehingga jatuhnya peluru dan sebagainya berada di Dusun Tempur maka daerah tersebut diberi nama Dusun Tempur. Sampai dengan saat ini kadang-kadang masih terdapat warga masyarakat menemukan bekas-bekas peluru sisa dari pertempuran.

       Di wilayah Kemiri saat itu diduduki oleh orang Belanda yang bernama Tuan Bungkuk yang kaya raya sehingga dapat mendirikan sebuah pabrik karung goni dari bahan baku rami. Pada saat Belanda terdesak maka kebun rami dan pabrik tersebut dibumihanguskan oleh penduduk sehingga daerah tersebut diberi nama Dusun Bumiayu. Dan daerah tersebut sampai saat ini ditempati kantor pertanian (INLITKABI) dan lainnya menjadi tanah e-gendom namun setelah tahun 1984 tanah e-gendom tersebut sudah menjadi tanah hak milik penduduk. Dari informasi para sesepuh Desa Kemiri tercatat Kepala Desa sebagai berikut :

  1. Bapak TIARAH                                       (1932-1942)
  2. Bapak KARDANI                                    (1942-1952) 
  3. Bapak MUSIAR                                      (1952-1962)
  4. Bapak KADIR KARYO UTOMO            (1962-1965)
  5. Bapak SUGONDO                                 (1965-1972)
  6. Bapak SIPON ADI GUNO                     (1972-1984)
  7. Bapak MULYADI                                   (1984-1994)
  8. Bapak NGATMUJI NOTO RAHARJO    (1994-2012)
  9. Bapak WIJIATI .                                      (2012-2024)